« Home | Short Message Send in the Morning » | Kau Masih Sahabatku » | Rindu I » | Horee…aku kembali… » | Selintas Perjalanan » | Ayah...Ibu » | Pahlawan Bertopeng » | Slamat tinggal Makassar, sampai jumpa lagi !! » | dongeng sebelum tidur » | terima kasih » 

Monday, December 18, 2006 

Kartini yang menuliskan sejarahnya

Saya memiliki seorang teman, sebut saja namanya Kartini..
Karna dia adalah perempuan…mengambil jalan kompromi demi
keutuhan keluarga yang dia hormati dan cintai..sama seperti RA.Kartini
Dulu..orangtuanya begitu di sanjung karena kekayaannya…
Kartini tumbuh menjadi remaja manja dan terpenuhi semua keinginannya
Hingga.. suatu hari kursi kenyamanannya porak poranda…
Hartanya habis sudah akibat amukan si jago merah…
dan yang ada hanyalah baju yang melekat di badan…
Saat itu, Kartini sedang asik menjadi seorang mahasiswi kedokteran
tingkat akhir dan mulai beranjak dewasa…
Masyarakat bahkan keluarga dekat yang dulu sering memuja keluarganya
tiba-tiba menjauh…mengejek…dan menghempaskan mereka ke dalam
jurang penggolongan masyarakat miskin…
tidak ada yang mau mendekat karna kini mereka tinggal di rumah sewaan..
Tapi..Kartini tidak pernah padam…
Perlahan…dia menyalakan lilin-lilin kecil disetiap sudut ruang
kepercayaan dirinya…agar tetap terang dan terlihat jalan…
Dia bekerja keras untuk menghidupi seluruh keluarganya…
Menyimpan sejenak egonya untuk mengejar cita-cita…
Dia yakin dapat melewati bagian terberat dalam hidup ini..
dan kini…dia benar-benar menjadi tulang punggung keluarga…
mengambil alih peran kepala keluarga yang seyogyanya menjadi
tanggungjawab ayah dan sodara laki-lakinya…
tapi dia lakoni perannya itu dengan jiwa yang besar
walau sebagian jiwa petualangnya seringkali menginginkan eksistensi
Dan dia pun akhirnya membunuh sebagian dari dirinya…
akibat tangisan bunda yang mengiba agar dia tidak pergi…
Kartini kini telah membuat sebuah klinik di daerah yang sebenarnya
begitu ingin ditinggalkan olehnya…
Dia menerima dan melayani semua orang di kliniknya…
tanpa perbedaan kelas…tanpa biaya yang memberatkan…
tanpa dendam terhadap orang-orang yang pernah mengejeknya…
dan diapun tak lupa untuk memperhatikan kesejahteraan pegawainya
dengan keadilan…
Kartini masih tetap sendiri untuk berpikir tentang esok hari…
tapi ia yakin, esokpun ia takkan pernah mengemis…
Two tumbs for you sis…jangan pernah menyerah karna…
Tuhan muak dengan orang yang pasrah(posting from Coretan di sebuah halte Jl.Urip)

mE



  • ~**dien kurtanty**~




Links





suit...suit... :)

    by wdcreezz.com

    Name

    Email/URL

    Message