Pahlawan Bertopeng
Suatu waktu aku bertemu dengan seorang pahlawan bertopeng.
Dia menyelamatkanku dari cara pandang yang salah dalam menyikapi kebenaran yang aku yakini. Dulu...saat pertama kali aku memperoleh sedikit pengetahuan tentang baik dan buruk maka hatiku kontan menjadi begitu narrow minded. Ketahuan yang terlampau sedikit dengan hati yang begitu sombong ternyata begitu berbahaya. Bagaimana tidak, waktuku pun terbuang hanya dengan mengikrarkan kebaikan-kebaikan yang begitu aku paksakan kepada orang lain untuk mengamininya. Aku kehilangan kedekatan terhadap teman-teman yang aku anggap begitu hedon, padahal tanpa aku sadari akupun begitu materialistis.
Hingga...datanglah seorang pahlawan bertopeng yang menamparku dengan menantang egoku untuk berdiri di atas akal sejati. Topeng itu menyembunyikan wajahnya yang begitu mencintai apa yang harus dicintai dengan caranya yang hakiki. Dia menyatakan bahwa kebenaran yang aku yakini bukanlah satu-satunya kebenaran yang dimiliki oleh aku dan komunitasku seorang. Kebenaran memiliki nilai universal yang dapat membedakan baik dan buruk. Komunitas yang terbentuk bukanlah polisi kebenaran yang lantas harus menghukumi orang lain diluar dari komunitasnya. Manusia memiliki kemerdekaan individu yang masing-masing akan dia pertanggungjawabkan. Terhadap siapa ??...Tuhan bagi yang mengakuinya dalam persepsinya masing-masing ...hati bagi diri yang percaya akan intuisi...masyarakat yang seringkali mendapatkan akibat dari pilihan kemerdekaan diri.
Apa yang kamu yakini sebagai sebuah kebenaran mungkin bukanlah kebenaran buat yang lainnya...(nyontek lagu dewa)
Dia menyelamatkanku dari cara pandang yang salah dalam menyikapi kebenaran yang aku yakini. Dulu...saat pertama kali aku memperoleh sedikit pengetahuan tentang baik dan buruk maka hatiku kontan menjadi begitu narrow minded. Ketahuan yang terlampau sedikit dengan hati yang begitu sombong ternyata begitu berbahaya. Bagaimana tidak, waktuku pun terbuang hanya dengan mengikrarkan kebaikan-kebaikan yang begitu aku paksakan kepada orang lain untuk mengamininya. Aku kehilangan kedekatan terhadap teman-teman yang aku anggap begitu hedon, padahal tanpa aku sadari akupun begitu materialistis.
Hingga...datanglah seorang pahlawan bertopeng yang menamparku dengan menantang egoku untuk berdiri di atas akal sejati. Topeng itu menyembunyikan wajahnya yang begitu mencintai apa yang harus dicintai dengan caranya yang hakiki. Dia menyatakan bahwa kebenaran yang aku yakini bukanlah satu-satunya kebenaran yang dimiliki oleh aku dan komunitasku seorang. Kebenaran memiliki nilai universal yang dapat membedakan baik dan buruk. Komunitas yang terbentuk bukanlah polisi kebenaran yang lantas harus menghukumi orang lain diluar dari komunitasnya. Manusia memiliki kemerdekaan individu yang masing-masing akan dia pertanggungjawabkan. Terhadap siapa ??...Tuhan bagi yang mengakuinya dalam persepsinya masing-masing ...hati bagi diri yang percaya akan intuisi...masyarakat yang seringkali mendapatkan akibat dari pilihan kemerdekaan diri.
Apa yang kamu yakini sebagai sebuah kebenaran mungkin bukanlah kebenaran buat yang lainnya...(nyontek lagu dewa)